Beranda Artikel Media Massa Terhadap Perilaku Seksual Remaja di Indonesia

Media Massa Terhadap Perilaku Seksual Remaja di Indonesia

225
0
Advertisement

Masa remaja merupakan masa di mana manusia berkembang dalam masa berpikir dan juga bersosialisasi, banyak sekali perkembangan dalam masa tersebut, salah satu perkembangan yang terlihat adalah perubahan fisik yang berpengaruh juga terhadap pola pikir, serta perkembangan kehidupan seksualnya. Dalam masa remaja banyak sekali pengaruh sosial mulai dari kehidupan sehari-hari hingga dunia maya yang cenderung sangat berpengaruh saat ini.

Dunia digital yang sangat berpotensi memberikan dampak signifikan kepada masyarakat luas, khususnya remaja yang sangat proaktif menjelajah informasi tanpa batas menggunakan dunia digital, khususnya informasi dari media massa. media massa yang memiliki berbagai macam informasi dan sumber yang sangat banyak tentu akan menyulitkan, khususnya remaja untuk memilah dan memilih informasi yang positif.

Advertisement

Remaja yang cenderung sangat ingin tahu berbagai macam informasi dan istilah memungkinkan remaja tersebut akan meniru dari apa yang mereka terima dan dari berbagai macam sumber seperti media massa.

Berita dari media massa sudah sangat berkembang pada saat ini. perkembangan yang juga didasari oleh industri teknologi sehingga akses untuk mendapatkan informasi sudah sangat mudah.

Contoh salah satu kemudahan yang dapat diperoleh yaitu dengan hanya menggunakan gawai/handphone yang sangat praktis dibawa ke mana-mana menyebabkan sangat mudahnya mendapatkan informasi darinya kapan pun dan dimanapun kita mau.

Hubungan penggunaan media massa dengan perilaku seksual remaja di Indonesia

Menurut Wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Media_massa media massa atau pers adalah istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi Media.

Di dalam media massa memiliki banyak informasi yang sangat variatif dan sumber yang berbeda-beda. Informasi yang disajikan mulai dari kehidupan sehari-hari hingga informasi mancanegara turut dihadirkan di dalam media massa.

Media massa yang merupakan produk dari Negara dan instansi terkait guna memberikan segala informasi yang ada baik untuk usia dini hingga dewasa.

Namun sayangnya, informasi yang sangat luas dan bebas menyebabkan rumitnya para penerima informasi memfilter segala informasi yang positif dan negatif. Hal tersebut juga disebabkan sudah sangat mudahnya mengakses berbagai macam berita dari gawai atau handphone yang kita punya.

Penggunaan media massa dinilai sudah sangat massif belakangan ini, dikarenakan sudah sangat banyaknya pengguna gawai/handphone yang cenderung dimiliki oleh anak-anak hingga orang dewasa.

Bagi anak-anak dalam menggunakan gawai/handphone cenderung hanya digunakan untuk bermain game, sedangkan bagi remaja hingga orang dewasa cenderung menggunakan gawai/handphone untuk mencari berbagai macam informasi dan juga sebagai sarana pekerjaan. Dari adanya gawai juga mempermudah segala macam pekerjaan dan informasi yang jauh menjadi dekat dan luas.

Remaja yang dinilai cukup proaktif menggunakan gawai atau handphone untuk kehidupan sehari-harinya. Hal tersebut disebabkan karena tuntutan pendidikan misalnya, juga untuk mengakses berbagai macam informasi dan lain sebagainya.

Remaja dengan segala keingintahuannya atas berbagai macam informasi yang beredar di masyarakat, sudah tentu akan sangat mudah mengaksesnya dengan mencari sumbernya menggunakan gawai/handphone yang mereka miliki. Namun sayangnya karena jiwa yang cenderung labil atau mudah terpengaruh dan juga suka meniru dari apa yang diperolehnya, ternyata akan berdampak pada gaya hidupnya.

Remaja kini identik dengan pacaran. Pacaran yang merupakan akses bagi remaja laki-laki dan perempuan menempatkan dirinya menyukai lawan jenisnya yang dinilai merupakan aktivitas perilaku seksual remaja masa kini khususnya di Indonesia.

Tidak sedikit remaja yang pacaran hanya sebatas menyukai lawan jenisnya hanya sebatas dari lisan yang terucap, melainkan juga banyak yang melakukan hubungan seks beresiko yang menyebabkan tindakan tersebut merugikan kedua belah pihak terutama bagi perempuan.

Situasi dan kondisi perilaku seksual remaja di media massa saat ini

Pada masa pertumbuhan remaja yaitu di mana remaja mencari kepribadian, selain itu remaja juga memiliki rasa penasaran dan keingintahuan yang kuat. Dari rasa keingintahuan yang cenderung tidak baik mengakibatkan remaja ingin melakukan hal yang fatal atau berisiko, seperti, seks berisiko, konsumsi alkohol yang berlebihan, penggunaan narkoba dan perilaku menyimpang lainnya : https://www.balitbangham.go.id/detailpost/maraknya-budaya-seks-bebas-di-era-globalisasi-suatu-refleksi-moral

Kebebasan remaja dalam mengekspresikan dirinya dinilai sudah melampaui batas. Hal tersebut ditandai oleh aktivitas remaja dalam menyerap informasi yang dinilai tidak dalam batasan umur dan mengakibatkan perilaku remaja akan lebih berisiko terhadap lingkungannya bahkan bisa mengakibatkan remaja melakukan aktivitas seks berisiko dengan lawan jenisnya.

Aktivitas seks berisiko akan menyebabkan diri seorang pelaku dan korban menjadi hal yang tidak diinginkan seperti gangguan kejiwaan, terjangkit penyakit menular dan mematikan seperti HIV/AIDS, kehamilan pranikah dan bahkan maraknya perilaku tindakan aborsi. 

Dewasa ini khususnya di Indonesia pendidikan seks pada remaja  dinilai masih kurang diberikan, hal itu adalah salah satu hal yang menyebabkannya para remaja melakukan hubungan seks yang berisiko. 

Seperti laporan  survei yang dilakukan oleh Universitas Pattimura, https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamedica/article/download/1879/1517/ menunjukkan hasil pengambilan data survei dari Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2012 bahwa 29,5 % remaja laki-laki dan 29,3% remaja perempuan pernah melakukan aktivitas seperti meraba atau merangsang pasangannya, 48,1 % remaja laki-laki dan 29,3 % remaja perempuan pernah berciuman bibir, serta 79,6 % remaja laki-laki dan 71,6 % remaja perempuan pernah berpegangan tangan dengan pasangannya.

Pergaulan remaja saat ini tidak dapat lepas dari media sosial dan handphone. Hal tersebut dikarenakan segala aktivitas informasi dan lengkapnya sudah ada di dalam handphone atau gawai yang kita punya. Jika hal ini tidak dilakukan secara bijak dan teliti oleh remaja maka segala informasi yang diakses lewat media sosial atau internet tidak mereka saring lagi akan menyebabkan kondisi remaja mengalami perubahan, jika dilihat dari sisi negatif akan membuat remaja tersebut rusak secara lahiriah, batiniah dan pikirannya.

Di internet atau media sosial berbagai informasi dapat diakses termasuk informasi yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi penggunanya, belum lagi banyak informasi yang beredar secara hoax atau tidak benar.

Kasus – kasus perilaku menyimpang seksual di media massa

Di Indonesia banyak sekali perilaku seksual menyimpang  yang dilakukan oleh para remaja, contohnya banyak sekali perempuan remaja di Indonesia tidak sadar menjadi korban pelecehan seksual.  Menurut hasil survei Data dari komisi nasional anti kekerasan terhadap perempuan (Komnas Perempuan), Indonesia sudah dikategorikan memasuki kondisi darurat dalam penyimpangan berbasis kekerasan seksual.

Berdasarkan hasil laporan kasus kekerasan berbasis gender online (KBGO) menyatakan bahwa kasus meningkat mulai dari 126 kasus pada tahun 2019 menjadi 510 kasus pada tahun 2020. sumber:https://lifestyle.kompas.com/read/2021/03/22/080909520/banyak-remaja-perempuan-tidak-sadar-jadi-korban-kekerasan-seksual?page=all

 

Cara mengatasi perilaku seksual remaja di media massa

Remaja merupakan aktor di masyarakat yang rentan terhadap perilaku seks menyimpang atau seks pranikah. Kasus perilaku seks menyimpang oleh remaja setiap tahunnya mengalami kenaikan, salah satu faktornya adalah penggunaan media massa secara tidak baik dan tidak memfilternya secara khusus.

Perilaku pada masa remaja merupakan masa di mana mereka berkembang dan memiliki karakter yang bebas menampilkan diri dan mengekspresikan diri, hal ini disebabkan oleh rasa keingintahuan dan kebebasan berekspresi oleh remaja itu sendiri.

Pada masa remaja juga masih memiliki pemikiran yang cenderung tidak stabil, sehingga dengan mudah dapat berubah dalam kurun waktu yang cepat dan belum memiliki pemikiran yang dewasa.

pada  masa ini banyak sekali remaja yang memiliki perilaku seksual yang beresiko, maka dari itu pentingnya sex education sebagai salah satu pencegahan perilaku seksual remaja.

Penulisan ini bertujuan untuk mengurangi angka perilaku seks menyimpang oleh remaja di media massa dan mengatasi berbagai macam angka meningkatnya jumlah penderita penyakit menular seksual dan jumlah trauma bagi korban.

Oleh sebab itu, tulisan ini diakhiri oleh cara bagaimana mengatasi perilaku seksual remaja di media massa. Dan diharapkan agar melalui tulisan ini dapat menjadi salah satu akses edukasi, terkait informasi cara mengatasi perilaku seks pranikah oleh kaum remaja khususnya. Berikut cara pencegahan perilaku seksual remaja di media massa :

  • Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Universtias Airlangga Surabaya,  https://www.e-journal.unair.ac.id/PROMKES/article/viewFile/7693/4549 menunjukkan bahwa salah satu faktor mencegah perilaku seks berisiko oleh remaja adalah pentingnya pengetahuan dan edukasi tentang aktivitas seks. pengetahuan ini juga harus didasari oleh rasa kesiapan oleh remaja itu sendiri, jika tidak maka lebih baik dihindari hingga siap pada waktunya.
  • Salah satu cara untuk menghindari perilaku seks berisiko pranikah lainnya adalah dengan pembinaan dan pengawasan oleh orang tua. orang tua memiliki peranan yang sangat penting untuk mendampingi segala aktivitas buah hatinya seperti mengawasi apa yang dia baca, tontonan, dan arus informasi dari pergaulan pertemanan untuk terus terjaga dalam koridor yang tepat tanpa memaksa tentunya agar anak tidak merasakan tekanan yang ketat oleh orang tua
  • Meningkatkan kekuatan keimanan religiusitas agama. hal ini tentu akan berguna bagi para remaja akan pentingnya melakukan hal baik dan menghindari segala yang dilarang.  https://stikessurabaya.ac.id/2019/03/15/menangkal-perilaku-seks-pada-remaja/

 

Kesimpulan

Remaja merupakan tahap peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Proses peralihan ini banyak sekali informasi yang tentu dibutuhkan penyaringan, agar kehidupan aktivitas remaja tidak salah dan agar remaja tidak melakukan seks berisiko pranikah.

Informasi yang berkembang di dalam masyarakat tentu bersifat umum, jika tidak disaring, maka akan menyebabkan kesalahan informasi ataupun dapat menyebabkan penyimpangan bagi penerima informasi tersebut.

Remaja dengan segala keingintahuannya tentu akan sangat mudah untuk mengaksesnya. Dengan menggunakan gawai atau handphone yang dimilikinya tentu sangat mudah menerima segala informasi yang beredar, bukan hanya di Indonesia bahkan hingga mendunia.

Maka dari itu pentingnya penyaringan terhadap informasi yang tidak sesuai dengan tahapan perkembangan usia. Seperti halnya, begitu pentingnya peran sosial dan orang tua dalam mengatur dan membina remaja saat ini.

Diharapkan dengan dengan adanya artikel ini dapat mengurangi dampak perilaku remaja melakukan seks berisiko pranikah sehingga dapat menekan serta mengurangi jumlah angka penyebaran virus HIV/AIDS, kehamilan di luar pernikahan, tindakan aborsi, dan tingkat gangguan jiwa bagi pelaku dan korban.

Penulis : Ahmad Muhtasib & Putri Rifdah Fahira

Desain & Editor : Raymond

Editor : Awan Kesuma & Rofi Fernando

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here