Sejarah Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Sejarah munculnya virus HIV berasal dari Kinshasa, Republik Demokratik Kongo. Pada masa itu para ahli percaya bahwa virus HIV muncul dari spesies simpanse yang menjangkit ke tubuh manusia, pada awalnya sebelum nama Human immunodeficiency virus (HIV) muncul virus ini dinamai Simian Immunodeficiency virus (SIV), sebelum akhirnya virus ini menyebar pada populasi manusia.
Pada awalnya yang membuat virus simpanse ini muncul disebabkan oleh perburuan simpanse untuk diambil dagingnya, dan menyebabkan para pemburu terjangkit virus tersebut. Penelitian oleh pusat pengendalian dan pencegahan penyakit (CDC) menunjukan bahwa HIV telah muncul dari simpanse ke manusia sejak akhir 1800-an. Kinshasa merupakan kota terbesar di Kongo dan merupakan kota dengan pertumbuhan tercepat dengan jaringan transportasi nasional yang dapat mencapai ke seluruh negara.
Disebutkan pada puzzleindonesia.com mengenai sejarah HIV, pada tahun 1920-an kasus kematian mendadak dan gejala virus lainnya hilang, kemudian kenaikan kasus virus meningkat kembali pada tahun 1980-an, tepatnya pada tahun 1981 terdapat infeksi paru yang jarang ditemukan didalam tubuh manusia yang dinamakan Pneumocystis Carinii Pneumonia (PCP) di kota Los Angeles terdapat pada lima orang pemuda homoseksual. Sebelumnya mereka tidak memiliki masalah kesehatan.
Selain itu New York dan California juga memiliki laporan yang sama mengenai kanker ganas yang dinamakan Sarkoma Kaposi, dari virus-virus tersebut ternyata berhubungan dengan virus yang merusak sistem kekebalan tubuh. Di akhir tahun 1981 virus semakin meluas, pada pria homoseksual ditemukannya 270 kasus virus yang merusak kekebalan tubuh, kemudian ditemukan 121 orang meninggal dunia dikarenakan virus yang merusak kekebalan tubuh tersebut. Pertama kali ditemukan kasus PCP pada orang yang menggunakan narkoba dengan jarum suntik.
Dengan cara virus tersebut terpapar, pada tahun 1982, para ahli medis menamakan virus yang merusak sistem kekebalan tubuh sebagai Gay Immune Deficiency Disease (GRID), namun pada bulan September 1982, Center for Disease Control and Prevention Disease Control (CDC) mengganti nama virus tersebut menjadi virus. Acquired Immune Deficiency Syndrome. (AIDS), tetapi virus tersebut tidak dapat menular hanya melalui hubungan seks sesama jenis, karena pada tahun 1983 virus HIV juga ditemukan pada hubungan heteroseksual antara laki-laki dan perempuan.
Dikutip kompas.com pada sejarah HIV, pada kasus penularan AIDS diperkirakan terjadi pada pertengahan hingga akhir tahun 1970. Pada tahun 1980, HIV telah menyebar ke Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, Afrika dan Australia. Selama waktu ini, antara 100.000 dan 300.000 orang mungkin telah terpapar HIV.
Pertama Kali Virus HIV masuk ke Indonesia
Munculnya HIV pertama kali dilaporkan pada tahun 1987 pada bulan April di Bali yang bermula pada seorang pria asal belanda yang bernama Edward Hop yang meninggal di RSUP Sanglah Bali, turis belanda tersebut datang ke Indonesia dengan tujuan berlibur, sebelumnya ia pergi ke Ambon sudah terjangkit, sesampainya di Bali ia jatuh sakit, Edward berasal dari Kartinistraat, Belanda. Ia tiba di Indonesia pada 26 Februari 1987, setelah mengunjungi Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Ambon, Edward berangkat ke Denpasar pada 26 Maret 1987.
Edward mengunjungi Bali bersama tim Reizvereniging, saudara laki-lakinya, ipar perempuannya, dan delapan rekannya. Edward menghabiskan waktu di Sariyasa Samudera Bungalow di Kuta sebelum dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah pada 1 April 1987. Awalnya dokter di rumah sakit Sanglah mengira Edward menderita pneumonia karena bintik-bintik coklat di tubuhnya. Edward sebenarnya sudah terjangkit AIDS sejak 1986, kemudian untuk mencegah penularan I Gusti Subandi, Kepala Kanwil Kemenkes Bali memerintahkan kamar hotel tempat dimana Edward menginap dan tempat perawatan di RS Sanglah dibersihkan dan disinfektan.
Pada periode awal dari tahun 1987 – 1996 dalam jangka waktu 10 tahun ditemukannya AIDS pada akhir tahun 1996, kasus HIV positif meningkat menjadi 381 dan 154 kasus AIDS, setelah kejadian kasus pria belanda tersebut dilaporkan ke WHO Indonesia menjadi negara ke 13 dengan pelaporan kasus AIDS di Asia pada tahun 1987.
Fakta awal penularan HIV di Indonesia ada dua pola dari tahun 1987 hingga 1996, yang pada awalnya yang berasal dari komunitas homoseksual di tahun 1990, namun pola tersebut juga menyebar melalui heteroseksual. Proporsi ODHA terbesar terjadi pada kelompok usia produktif (15-19) tahun 82,9%, namun sebagian besar terjangkitnya virus HIV melalui hubungan seksual berisiko 95,7%. Terbagi menjadi 62,6% heteroseksual dan homoseksual / bisexual (starnas 1994).
Pada tanggal 31 Desember 2006, total 13.424 kasus infeksi telah dilaporkan, angka tersebut mencakup 5.230 kasus HIV dan 8.194 kasus AIDS. Dalam 10 tahun, dari 1997 hingga 2006, jumlah kematian akibat HIV mencapai 1.871. Jumlah kasus HIV adalah 8194, yang dapat dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Terdapat 6.604 (82%) ODHA laki-laki, 1.529 ODHA perempuan (16%), dan 61 (2%) yang tidak diketahui jenis kelaminnya.
Meskipun jumlah perempuan lebih sedikit, perbandingan kasus HIV pada laki-laki dan perempuan adalah 4,3:1, dan HIV lebih banyak menyerang perempuan, baik dari segi kesehatan maupun masalah sosial ekonomi. Wanita lebih rentan dan lebih terpengaruh dengan terpaparnya virus HIV. Beberapa penelitian dari para ahli medis menunjukkan bahwa menjangkitnya HIV dari laki-laki ke perempuan melalui hubungan seks dua kali lebih tinggi terjangkitnya dari perempuan ke laki-laki.
Secara umum, data jumlah kasus HIV yang dilaporkan cenderung lebih tinggi. Ada lebih banyak pria dibandingkan wanita,seperti yang ditunjukan oleh data proporsi kasus AIDS laki-laki mencapai 78%. dan perempuan sekitar 21%. Walaupun kasus HIV pada umumnya banyak terdapat pada laki-laki, namun dalam perkembangan kasus AIDS pada perempuan juga mengalami peningkatan, data AIDS menunjukan bahwa awal kesetaraan kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan cenderung meningkat dari tahun 2002 sampai pada tahun 2005.
Pada tahun 2002 kesetaraan kasus AIDS antara laki – laki dan perempuan adalah 3,5 dan meningkat menjadi 3,8 pada tahun 2002, pada tahun 2003 hingga mencapai 5 di tahun 2004. Dapat disimpulkan faktanya pada tahun 2004 jumlah ODHA laki – laki 5 kali lebih banyak dibandingkan perempuan. Proporsi kasus AIDS antara laki – laki dan perempuan telah menurun, perbedaan perbedaan jumlah ODHA laki-laki pada tahun 2005 sebesar 4,5 kemudian menurun menjadi 3,7 pada tahun 2008.
Fakta Kasus HIV Yang Masuk ke Indonesia
Dari fakta data HIV yang masuk ke Indonesia dapat disimpulkan bahwa kasus HIV bisa terjadi kepada siapa saja dan tidak memandang usia, serta banyak sekali jumlah perbandingan peningkatan mulai dari perempuan dan laki-laki, maka dari itu pembelajaran yang dapat diambil dari kasus-kasus HIV diatas sangat penting mempelajari HIV sejak dini dan juga mengikuti penyuluhan HIV, selain itu juga penting juga melakukan pencegahan HIV seperti tidak melakukan seks beresiko, menggunakan alat jarum suntik sembarangan.
Demikian pula perlukan perhatian dari semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam program pencegahan HIV/AIDS untuk berpartisipasi aktif dalam komunikasi, penyebaran informasi dan pendidikan masyarakat, terutama kelompok berisiko tinggi. Dengan meningkatnya jumlah kasus AIDS di kalangan anak muda, sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya HIV tidak bisa ditunda lagi.
Selain itu masih banyak kelompok remaja masih sangat kurang mendapatkan pembelajaran dari lingkungan sekitarnya akan pengedukasian mengenai HIV maupun sex education dikarenakan sex education yang masih tabu untuk dibicarakan. Maka dari itu kita sebagai masyarakat yang peduli sesama penting sekali untuk mengedukasi berasam mengenai HIV.